Tuesday, January 8, 2013

Bangle : mencegah, mengobati, sakit-kuning-liver

Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)


Sinonim : Zingiber cassumunar, Roxb.

Familia : Zingiberaceae

Uraian :

Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perbanyakan dengan stek rimpang.

Nama Lokal : Panglai (Sunda), bengle (Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai, bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale, panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren, unin makei, unin pakei, bangle, bongle;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, Sakit kepala, Batuk, Perut nyeri, masuk angin, sembelit; Sakit kuning, Cacingan, Reumatik, Ramuan jamu, kegemukan; Mengecilkan perut setelah melahirkan;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:

Rimpang, daun.

KEGUNAAN:

Rimpang:
- Demam, sakit kepala.
- Batuk berdahak.
- Perut nyeri, masuk angin.
- Sembelit.
- Sakit kuning.
- Cacingan.
- Rheumatism.
- Ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan.
- Mengecilkan perut setelah melahirkan.
- Kegemukan.

Daun:
  • Tidak napsu makan.
  • Perut terasa penuh.
 PEMAKAIAN:

Untuk minum: 1/2-3.jari rimpang, direbus.
Pemakaian luar. Rimpang secukupnya dicuci bersih Ialu diparuti dipakai sebagai tapal atau boreh pada sakit kepala, pegal linu, mengecilkan perut sehabis melahirkan, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
  1. Demam, masuk angin. 15 g rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut. Tambahkan 1/2 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
  2. Perut mules: Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi, masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum.
  3. Sakit kepala karena demam: Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai pilis pada dahi.
  4. Sakit kuning: 1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
  5. Nyeri sendi (rheumatism): Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian sendi yang sakit.
  6. Mengecilkan perut setelah melahirkan: Rimpang bangle secukupnya dicuci lalu diparut, borehkan pada perut.
  7. Cacingan: 3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar dan 5 lembar tangkai daun sirih dicuci lalu diiris tipis-tipis, kemudian ditumbuk halus. Tambahkan 1/ 2 cangkir air masak, diaduk merata lalu diperas dan disaring. Minum.
  8. Radang seiaput lendir mata: Rimpang bangle dan kunyit sebesar 1 buku jari tangan dan 13 butir jinten hitam dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, minum.
  9. Kegemukan / mengurangi lemak tubuh:
  •  a. Sepotong rimpang bangle dan 7 lembar daun jati belanda dicuci lalu direbus dengan 1,5 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan sore hari.
  •  b. 1/2 jari rimpang bangle, 1/2 jari rimpang temu giring, 3/4 jari rimpang lempuyang wangi, 1/4 genggam daun kemuning, 1/4 genggam daun jati belanda, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa 1/2-nya. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
  • c. Rimpang bangle dan rimpang temu hitam, masing-masing 1/2 jari tangan, dicuci lalu diparut. Tambahkan 1 sendok makan air jeruk nipis dan 2 sendok makan madu, aduk merata sambil diremas- remas. Peras dan saring, minum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge).

KANDUNGAN KIMIA: Rimpang: minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.

Profil IPTEK | Site Map | Contact Us Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058

Gude : mencegah, mengatasi, mengobati, sakit-kuning-liver

Gude (Cajanus cajan [Linn.] Millsp.)

Sinonim : = Cajanus cajan. (Linn.), Huth. = C.indicus. Spreng.

Familia : Papilionaccae (Leguminosae)

Uraian :

Gude atau kacang gude di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman pangan atau digunakan sebagai pupuk hijau. Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpl. Pertumbuhannya memerlukan banyak cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap. Tumbuh sebagai perdu tegak, tinggi 1 - 2 m. Batang berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan. Daun berkumpul tiga, bertangkai pendek. Helai daun bulat telur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Perbungaan majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk tandan, karangan bunga 15.- 30 cm, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning. Buah polong, panjang 4 - 10 cm, berbulu, pipih, hijau. Biji kecil, bulat. Warna kulit biji bisa putih keabu-abuan, kuning, cokelat atau hitam. Polong muda dapat dimakan. Polong tua dipanggang atau dibuat sejenis tempe. Daun muda bisa dimakan mentah sebagai lalab, direbus atau dikukus. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal : Kacang hiris (Sunda), kacang bali, ritik lias (Sumatera). ; Kacang gude, gude, kacang kayu (Jawa), kance (Bugis). ; Kacang bali, ritik lias (Sumatera). kacang kaju (Madura).; Kekace, undis (Bali). lebui, legui, kacang iris, kacang turis; Puwe jai (Halmahera), fou hate (Ternate, Tidore).; Shu tuo (China), kagios, kalios, kadios, gablas (Tagalog),; Straucherbse (Jerman), pigeon pea (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit kuning (jaundice), sariawan, batuk, diare, gangguam perut, ; Cacingan, batuk berdahak, luka, memar.;

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Daun, akar, dan biji.

KEGUNAAN :

Daun
berkhasiat untuk mengatasi:
- sakit kuning (jaundice),
- sakit di dalam mulut,
- batuk, dan diare, gangguan perut.

Akar
berkhasiat untuk mengatasi:
- cacingan,
- batuk berdabak,
dan luka.

Biji
berkhasiat untuk mengatasi:
- memar.

DOSIS PEMAKAIAN :

Daun segar sebanyak 1 - 2 genggam direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu digunakan untuk menutup kelainan seperti kurap, herpes zooster, gatal-gatal, dan ruam kulit.

CONTOH PEMAKAIAN :

  1. Kurap : Daun gude segar sebanyak 5 g dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih, aduk merata, lalu dioleskan pada kudisnya.
  2. Herpes zooster : Siapkan daun gude segar secukupnya, cuci bersih dan digiling halus. Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu ditutup dengan kain kasa. Diganti 3 - 4 kali sehari.
  3. Batuk, diare, dan gangguan perut : Ambil daun gude segar sebanyak 2 genggam, cuci dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
  4. Sakit di dalam mulut : Ambil daun gude muda secukupnya, cuci bersih dan kunyah. Biarkan beberapa saat, baru ampasnya dibuang.
  5. Sakit kuning: Ambil daun gude segar secukupnya, cuci dan giling halus. Air perasannya ditampung sampai terkumpul 1/2 cangkir. Tambahkan garam seujung sendok teh. Aduk, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.
  6. Memar : Ambil biji gude secukupnya lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit air sampal menjadi seperti bubur. Turapkan pada bagian tubuh yang memar.
 Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA :
Daun gude mengandung flavonoida, saponin, dan polifenol. Sedangkan batang mengandung flavonoida, saponin, dan tanin.

Profil IPTEK | Site Map | Contact Us Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058

Daun-Kelor : mencegah, mengatasi, mengobati, sakit-kuning-liver

Kelor (Moringa oleifera, Lamk.)


Sinonim : Moringa pterygosperma, Gaertn.

Familia : Moringacaea

Uraian :

Kelor (MORINGA OLEIVERA) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.

Nama Lokal : Kelor (Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru); Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima); Hau fo (Timor);

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam; Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan; Luka bernanah;

Pemanfaatan :
  1. Sakit Kuning Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
  2. Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih; Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).
  3. Rabun Ayam Bahan: 3 gagang daun kelor; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
  4. Sakit Mata Bahan: 3 gagang daun kelor; Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap; Cara menggunakan: air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
  5. Sukar Buang Air Kecil Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama; Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum setiap hari. 
  6. Cacingan Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran; Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum.
  7. Biduren (alergi) Bahan: 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari secukupnya; Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore.
  8. Luka bernanah Bahan: 3-7 gagang daun kelor; Cara Membuat: daun kelor ditumbuk sampai halus. Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.
Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA :

Akar dan daun kelor (MORINGA OLEIVERA) mengandung zat yang berasa pahit , getir dan pedas. Biji kelor juga mengandung minyak dan lemak.

Profil IPTEK | Site Map | Contact Us Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058

Kembang-Coklat : mencegah, mengobati, sakit-kuning-liver

Kembang Coklat (Zephyranthes candida Herb.)


Sinonim :
Familia : Amaryllidaceae

Uraian :

Terna kecil berumbi, warga suku bakung-bakungan, tinggi 15 - 30 cm, berasal dari Chili dan Brasilia. Daunnya panjang dan pipih keluar dari bonggol umbi yang terletak di dalam tanah. Daun agak melengkung, licin. Bunga mempunyai tangkai, tunggal, warna putih dan dadu, berbentuk seperti corong yang menghadap ke atas. Biji warna hitam dan pipih. Umbi berwarna putih, berlendir.

Nama Lokal : Kembang Coklat (Indonesia); Gan leng cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Lever (Gangguan hati), Kejang pada anak-anak, Ayan (Epilepsi);

Pemanfaatan :

YANG DIPAKAI: Seluruh herba (tanaman).

KEGUNAAN:

Gangguan fungsi hati (Liver), kejang pada anak-anak. ayan

CARA PEMAKAIAN:
  1. Epilepsi: 10 gr herba (Z.candida) + gula batu, direbus, minum.
  2. Kejang pada anak-anak:
  •  a. 10 - 15 gr daun segar + gula batu, direbus, minum.
  •  b. 10 - 15 gr herba + garam, dilumatkan, untuk ditempel pada pelipis.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa agak manis, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Lycorine, tazettin, haemanthidine, nerinine.

Profil IPTEK | Site Map | Contact Us Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058

Daun-Kentut : mencegah, mengobati, Sakit-Kuning-liver



Daun Kentut (Paederia scandens (Lour.) Merr.)


Sinonim : = P. chinensis Hance. = P. foetida Auct. = P. foetida, Linn. = P. tomentosa, Bl.

Familia : Rubiaceae

Uraian :

Herba tahunan, berbatang memanjat, pangkal berkayu, panjang 3-5 m. Tumbuh liar di lapangan terbuka, semak belukar atau di tebing sungai, kadang dirambatkan dipagar halaman sebagai tanaman obat dan dapat ditemukan dari 1-2. 1 00 m dpi. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1-5 cm, letak berhadapan, bentuknya bundar telur sampai lonjong atau lanset. Pangkal daun berbentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 3-12,5 cm, lebar 2-7 cm, permukaan atas berambut atau gundul, tulang daun menyirip, bila diremas berbau kentut. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan. Mahkota bunga berwarna putih, bagian dalam tabung berwarna ungu gelap. Buah bulat, warnanya kuning, mengkilap, panjang 4-6 mm. Daun dimakan sebagai Ialab atau disayur. Perbanyakan dengan stek batang atau biji.

Nama Lokal : Kahitutan (Sunda), Kasembukan (Jawa), ; Bintaos, kasembhukan (Madura), Gumi siki (Ternate); Daun kentut, sembukan (Sumatera); Ji shi teng (China).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang usus (enteritis), Bronkhitis, Reumatik, tulang patah, keseleo; Kejang, perut kembung, Sakit kuning (hepatitis), disentri, batuk; Keracunan organic, Kencing tidak lancar, Luka benturan; 

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI:

Seluruh herba atau akar. Setelah dikumpulkan, dicuci Ialu dijemur, disimpan dalam tempat kering, untuk digunakan bila perlu.

KEGUNAAN:
  • Kejang (kolik) kandung empedu dan saluran pencernaan, perut kembung.
  • Rasa sakit pada luka, mata atau telinga.
  • Bayi dengan gangguan penyerapan makanan, mainutrisi.
  • Sakit kuning (icteric hepatitis), radang usus (enteritis), disentri.
  • Bronkhitis, batuk (whooping cough).
  • Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah (fraktur), keseleo.
  • Darah putih berkurang (leukopenia) akibat penyinaran (radiasi)
  • Keracunan organic phosphorus pada produk pertanian.
  • Kencing tidak lancar

PEMAKAIAN:

Untuk minum: 15-60 g, rebus.
Pemakaian luar: Herba secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus, untuk diturapkan kebagian yang sakit atau herba secukupnya digodok, airnya untuk cuci. Dipakai untuk pengobatan radang kulit (dermatitis), ekzema, luka, abses, bisul, borok pada kulit, gigitan ular berbisa.

CARA PEMAKAIAN:
  1. Perut mules karena angin : 25 lembar daun dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api lalu diikatkan pada perut.
  2. Mata terasa panas dan bengkak: Daun secukupnya dicuci bersih lalu direbus dengan air. Setelah mendidih diangkat, penderita didudukkan diatas uapnya. Bila air sudah hangat, maka daunnya dibungkus dengan sepotong kain, letakkan diatas mata yang sakit sampai daun menjadi dingin, baru kompres tersebut diganti lagi.
  3. Sakit lambung (gastritis), perut kembung, disentri : 15-60 g daun segar dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sendok teh garam, aduk merata lalu disaring. Minum sebelum makan.
  4. Herpes zooster (cacar ular): Daun dicuci lalu ditumbuk sampai seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan garam secukupnya, untuk dibalurkan disekitar gelembung- gelembung kecil dikulit.
  5. Sariawan: 1/6 genggam daun kentut, 1/5 genggam daun iler, 1/4 genggam daun saga, 1/5 genggam daun picisan, 1/4 genggam daun sembung, 1/4 genggam pegagan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, 3/4 sendok teh ketumbar, 1/2 jari rimpang lempuyang, 1/2 jari rimpang kunyit, 3/4 jari kayu manis, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong- potong seperlunya. Rebus dengan 4 1/2 gelas air bersih. sampai tersisa kira-kira setengahnya. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam 1 hari.
  6. Radang telinga tengah: 1/2 genggam daun dicuci bersih lalu digiling halus. Remas dengan 1 sendok makan air garam, diperas dan disaring. Airnya dipakai untuk menetes anak telinga yang sakit. Teteskan 4-6 kali sehari, setiap kali 3 tetes.
  7. Ekzema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis: Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ketempat kelainan. Catatan: Sudah dibuat obat suntik. lnjeksi obat ini menimbulkan rasa sakit lokal. Minum herba ini menimbulkan rasa bau yang khas pada hawa napas dan kencing si pemakai.
Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Rasa manis, lama-lama terasa sedikit pahit, netral. Anti rematik, penghilang rasa sakit (analgetik), peluruh kentut (karminatif, peluruh kencing, peluruh dahak (mucolytic), penambah napsu makan (stomakik), antibiotik, anti radang, obat batuk (antitussif, menghilangkan racun (detoksifikasi), obat cacing, pereda kejang.

KANDUNGAN KIMIA:

Batang dan daun mengandung: Asperuloside, deacetylasperuloside, scandoside, paederosid, paederosidic acid dan gama-sitosterol, arbutin, oleanolic acid dan minyak menguap.

Profil IPTEK | Site Map | Contact Us Copyright © 2005, IPTEKnet. All rights reserved Office : BPPT, Gd.1 - Lt.16 , Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta 10340 Technical Support (021)71112109; Customer Care 081389010009; Fax. (021)3149058

Bawang-Putih : mencegah, mengobati, sakit-kuning-liver

Bawang Putih (Allium sativum, Linn.)


Sinonim :
Familia : Liliaceae

Uraian :

Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih.
Berbagai manfaat bawang putih salah satunya untuk mengobati sakit kuning ( liver ), tetapi penggunaanya harus benar sesuai dengan penelitian para ahli berikut ini .

Daun-Duduk : mencegah, mengobati, sakit-kuning-liver

Daun duduk (Desmodium triquetrum [L.] D.C.)


Sinonim : = Hedysarm triquetrum, Linn. = Pteroloma triquetrum, Benth. = P. triquetrum, (Linn.), Desv.

Familia : Papilionaceae (Leguminosae)

Uraian :

Daun duduk dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl. tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahaya matahari yang cukup atau sedikit naungan, serta tidak begitu kering. 
Salah satu kegunaan Daun Duduk dapt digunakan untuk mencegah dan mengobati Sakit Kuning ( liver ) , tetapi penggunaannya harus sesuai dengan penelitian para Ahli Berikut ini .